Semua kenangan tentang masa dulu berkelebat di sinopsis cerita memori otak saya
Betapa ibu begitu susah payah membesarkan saya
Menyekolahkan saya, Membuat saya lebih pintar dari pada andai saya tidak kuliah dan bekerja.
Sebenarnya beribukalipun saya menghitung apa yang sudah saya lakukan dan berikan kepada ibu
Tetap tidak akan menyamai apa yang sudah ibu korbankan untuk saya
Saya ingat, waktu kecil saya pernah sakit dan ibu harus tetap berangkat kerja
Ibu berpesan, "nak duduklah didepan pintu saja, jadi kalau kamu butuh sesuatu, tetangga akan lebih mudah membantumu, ibu gak akan lama, ibu akan pulang lekas hari ini" dan benar saja ibu pulang cepat untuk memelukku...
Pernah suatu kali dengan kebodohan masa kecil saya, saya berlari dari atas bukit yang curam...
Kaki saya tak bisa diperintahkan untuk berhenti, sementara semak belukar yang dalam telah siap menunggu saya
Yang sempat saya lihat cuma wajah ibu saya, pucat pasi meneriakan nama saya
Kehkawatiran yang teramat sangat tentunya...
Setelah beranjak remaja, ibu saya selalu membela rasa masakan saya dari kritikan bapak...
Saat SMA, ibu berpesan "nak, ibu tidak bisa kasih uang untuk membelikan apa yang kamu inginkan, tapi dari hasil berjualan tiap hari ini, simpanlah uang yang ibu beri, tabunglah, bila sudah mencukupi, belilah apa yang menjadi keinginanmu..." betapa besar rasamu ingin membahagiakanku wahai ibuku...
Dan tibalah masa saya kuliah, saya anak ibu yang terakhir yang akan berkuliah saat itu...
Saya tentu tak mau ketinggalan dari kakak- kakak saya, mereka semua telah sarjana, sayapun harus!
Dan Ibu ikhlas mengantarkan saya mendaftar dan menjawab semua test.
Saya sadar akan kemampuan keuangan keluarga kita, saya tak ingin menuntut banyak.
Bisa berkuliah saja saya sudah sangat merasa beruntung...
Uang saya minta ditiap bulannya separo dari yang teman- teman terima dari orangtua mereka
Tak apa ibu, saya bisa mengusahakanya sendiri, saya telah belajar banyak dari ibu tentang berjuang hidup
Meski 4 tahun waktu kuliah saya dan ibu hanya 1 kali pernah mengunjungi kost saya, saya mengerti, ibu dibebani dengan banyak tanggung jawab, terutama saya...
Ibu pernah berkata kepada kakak, bahwa ibu merasa sudah kurang mampu membiayai kuliah saya...
Ibu tenanglah, jika ibu merasa sudah tak mampu, saya tak akan berhenti kuliah, saya akan kuliah dengan uang yang akan saya cari sendiri...
Ternyata ibu tak sekuat itu, biaya kuliah tetap ibu kirimkan untuk saya sampai saya bisa menyelasaikan kuliah dengan nilai yang tak mengecewakan...
Saat saya lulus kuliah saya memutuskan untuk jauh dari ibu, saya ingin mencari pengalaman di daerah timur
Saya tak ingin menyusahkan ibu dengan pulang kampung dan tinggal dirumah tanpa ada pekerjaan yang belum jelas
Tapi ibu tetap saja sesekali mengirim uang, ibu... saya mampu menghidupi kebutuhan saya sendiri
Meski belum bisa memberikan apa- apa buat ibu
Cukuplah ibu do'akan kebaikan untuk saya. Maka saya akan bahagia...
Dan semoga ibu diberkahi kesehatan, umur panjang serta rizki oleh Allah. Amin
Siang itu, saya dapat telpon bahwa ibu sakit.
Keesokan harinya saya sudah menunggui ibu yang terbaring lemah di rumah sakit
Tak berapa lama setelah ibu sakit, saya diterima sebagai pegwai daerah tepat kelahiran ayah ibu dan saya
Betapa terharu saat saya lihat air mata bahagia dari ibu dan kakak saat tahu saya diterima bekerja dan otomatis menetap di rumah ibu... (sebenarnya mereka tak begitu suka saya tinggal di timur sampai 4 tahun lamanya)
Ini semua berkah dari sakit ibu dan kepulangan saya kembali, kata kakak- kakak saya
Sudah 3 tahun saya disini, disisi ibu.
Hampir 2 tahun saya bekerja, namun kesehatan ibu semakin bertambah buruk...
Sakit lalu sembuh... dan lalu sakit lagi dengan keadaan yang tak semakin baik...
Sekarang Sudah lebih dari 2 bulan ibu sakit, badan ibu tinggal tulang dibalut kulit
Sembuhlah bu... Aku sungguh sayang ibu...
Malam ini, sebenarnya sudah lama saya ingin menulis hal- hal indah tentang ibu...
Malam ini, saya merasa benar- benar payah
Ternyata selama ini, selama ibu sakit, terlebih 2 bulan terakhir ini...
Ternyata saya tak cukup punya kesabaran menghadapi sakit ibu
Saya banyak mengeluh
Saya banyak berbicara ketus
Berbicara dengan nada tinggi
Bahkan marah- marah jika ibu sedang cerewet
Saya merasa tak pandai balas budi
Ibu korbankan banyak hal untuk saya
Keringat, susah payah, darah, uang dan bahkan nyawa...
Tapi apa yang saya perbuat?
Saya sangat benci keadaan saya
Bu, maafkanlah saya
Sembuhlah bu, saya masih ingin melihat ibu bahagia...
Sembuhlah bu... Aku sungguh sayang ibu...
Peluk Cium untuk Ibu
Semoga Allah memberikan keberkahan_Nya untuk keluarga Kita
Amin...
Betapa ibu begitu susah payah membesarkan saya
Menyekolahkan saya, Membuat saya lebih pintar dari pada andai saya tidak kuliah dan bekerja.
Sebenarnya beribukalipun saya menghitung apa yang sudah saya lakukan dan berikan kepada ibu
Tetap tidak akan menyamai apa yang sudah ibu korbankan untuk saya
Saya ingat, waktu kecil saya pernah sakit dan ibu harus tetap berangkat kerja
Ibu berpesan, "nak duduklah didepan pintu saja, jadi kalau kamu butuh sesuatu, tetangga akan lebih mudah membantumu, ibu gak akan lama, ibu akan pulang lekas hari ini" dan benar saja ibu pulang cepat untuk memelukku...
Pernah suatu kali dengan kebodohan masa kecil saya, saya berlari dari atas bukit yang curam...
Kaki saya tak bisa diperintahkan untuk berhenti, sementara semak belukar yang dalam telah siap menunggu saya
Yang sempat saya lihat cuma wajah ibu saya, pucat pasi meneriakan nama saya
Kehkawatiran yang teramat sangat tentunya...
Setelah beranjak remaja, ibu saya selalu membela rasa masakan saya dari kritikan bapak...
Saat SMA, ibu berpesan "nak, ibu tidak bisa kasih uang untuk membelikan apa yang kamu inginkan, tapi dari hasil berjualan tiap hari ini, simpanlah uang yang ibu beri, tabunglah, bila sudah mencukupi, belilah apa yang menjadi keinginanmu..." betapa besar rasamu ingin membahagiakanku wahai ibuku...
Dan tibalah masa saya kuliah, saya anak ibu yang terakhir yang akan berkuliah saat itu...
Saya tentu tak mau ketinggalan dari kakak- kakak saya, mereka semua telah sarjana, sayapun harus!
Dan Ibu ikhlas mengantarkan saya mendaftar dan menjawab semua test.
Saya sadar akan kemampuan keuangan keluarga kita, saya tak ingin menuntut banyak.
Bisa berkuliah saja saya sudah sangat merasa beruntung...
Uang saya minta ditiap bulannya separo dari yang teman- teman terima dari orangtua mereka
Tak apa ibu, saya bisa mengusahakanya sendiri, saya telah belajar banyak dari ibu tentang berjuang hidup
Meski 4 tahun waktu kuliah saya dan ibu hanya 1 kali pernah mengunjungi kost saya, saya mengerti, ibu dibebani dengan banyak tanggung jawab, terutama saya...
Ibu pernah berkata kepada kakak, bahwa ibu merasa sudah kurang mampu membiayai kuliah saya...
Ibu tenanglah, jika ibu merasa sudah tak mampu, saya tak akan berhenti kuliah, saya akan kuliah dengan uang yang akan saya cari sendiri...
Ternyata ibu tak sekuat itu, biaya kuliah tetap ibu kirimkan untuk saya sampai saya bisa menyelasaikan kuliah dengan nilai yang tak mengecewakan...
Saat saya lulus kuliah saya memutuskan untuk jauh dari ibu, saya ingin mencari pengalaman di daerah timur
Saya tak ingin menyusahkan ibu dengan pulang kampung dan tinggal dirumah tanpa ada pekerjaan yang belum jelas
Tapi ibu tetap saja sesekali mengirim uang, ibu... saya mampu menghidupi kebutuhan saya sendiri
Meski belum bisa memberikan apa- apa buat ibu
Cukuplah ibu do'akan kebaikan untuk saya. Maka saya akan bahagia...
Dan semoga ibu diberkahi kesehatan, umur panjang serta rizki oleh Allah. Amin
Siang itu, saya dapat telpon bahwa ibu sakit.
Keesokan harinya saya sudah menunggui ibu yang terbaring lemah di rumah sakit
Tak berapa lama setelah ibu sakit, saya diterima sebagai pegwai daerah tepat kelahiran ayah ibu dan saya
Betapa terharu saat saya lihat air mata bahagia dari ibu dan kakak saat tahu saya diterima bekerja dan otomatis menetap di rumah ibu... (sebenarnya mereka tak begitu suka saya tinggal di timur sampai 4 tahun lamanya)
Ini semua berkah dari sakit ibu dan kepulangan saya kembali, kata kakak- kakak saya
Sudah 3 tahun saya disini, disisi ibu.
Hampir 2 tahun saya bekerja, namun kesehatan ibu semakin bertambah buruk...
Sakit lalu sembuh... dan lalu sakit lagi dengan keadaan yang tak semakin baik...
Sekarang Sudah lebih dari 2 bulan ibu sakit, badan ibu tinggal tulang dibalut kulit
Sembuhlah bu... Aku sungguh sayang ibu...
Malam ini, sebenarnya sudah lama saya ingin menulis hal- hal indah tentang ibu...
Malam ini, saya merasa benar- benar payah
Ternyata selama ini, selama ibu sakit, terlebih 2 bulan terakhir ini...
Ternyata saya tak cukup punya kesabaran menghadapi sakit ibu
Saya banyak mengeluh
Saya banyak berbicara ketus
Berbicara dengan nada tinggi
Bahkan marah- marah jika ibu sedang cerewet
Saya merasa tak pandai balas budi
Ibu korbankan banyak hal untuk saya
Keringat, susah payah, darah, uang dan bahkan nyawa...
Tapi apa yang saya perbuat?
Saya sangat benci keadaan saya
Bu, maafkanlah saya
Sembuhlah bu, saya masih ingin melihat ibu bahagia...
Sembuhlah bu... Aku sungguh sayang ibu...
Peluk Cium untuk Ibu
Semoga Allah memberikan keberkahan_Nya untuk keluarga Kita
Amin...
2 komentar:
Smg ibunya dberikn ksembuhn oleh ALLAH,smg dberikn ksbrn dlm mrawatnya,,amin.
Makasiiiiih....
Posting Komentar