#Aku...
Meski tak membuatku mati, namun batu itu membuatku teramat membencimu
Meski tak terlalu parah, namun pecahan kaca itu cukup memerihkan kaki dan hatiku
Entahlah, aku sudah lupa berapa ratus kali hal seperti ini terjadi
Aku telah lelah menghitung setiap luka yang kau buat ditubuhku terutama dihatiku
Aku, perempuan yang kau pilih sejak puluhan tahun lalu
Aku perempuan yang kau bilang adalah pilihan jiwamu
Aku perempuan yang melahirkan anakmu
Aku perempuan yang setia lahir bathin padamu
Pernahkah kau sadari itu wahai lelakiku?
Tapi mengapa tak pula pernah lelah kau melukai perasaanku?
Mengapa kau pilih aku jika aku tak pantas buatmu?
Terlalu banyak pertanyaan dibenak nuraniku
Tak satupun tingkah dan perbuatanmu bisa menjawab semua itu
Aku mencintaimu, itulah kenapa aku masih bertahan menunggu kau berubah mesra padaku
Namun, hingga detik ini aku tak yakin apakah aku bisa menerimamu lagi...
#Belahan Jiwaku
Wahai putra semata wayangku
Bunda amat menyayangimu, melebihi sayang bunda pada lelaki itu
Bila kau dewasa nanti, Bunda harap kamu mengerti
Semoga bisa kau fahami
Bahwa cinta memang tak selayaknya begini
Lain waktu, jika sudah tiba masamu memiliki perempuan
Cintailah dia
Sayangi dia
Manjakan dia dengan kata- kata lembut
Belai dia bak bidadari di singgasanamu
Cumbui dia seolah tak akan kau temukan perempuan sehebat dia
Jangan kau buat mereka seperti bundamu
Karena bunda tau, meski tak terucap
Kau sering meratapi nasib bundamu
Kadang bunda lihat tetesan hangat air matamu dalam lelapmu
Bunda yakin Kau akan selalu do'a kan bundamu dengan do'a yang teramat baik
Terimakasih wahai putra semata wayangku
Cintailah bunda sampai dipenghujung hidupmu
Bunda sayang kamu
peluk cium...
#Lelakiku...
Mengapa tak pernah lelah kau melukai lahir dan batinku?
Tanpa ampun kau pukulkan batu itu kedahiku
Kau lempar gelas kaca itu kebadanku
Kau tumpahkan teh panas itu kekepalaku
Kau siramkan jus itu kerambutku
Kau pukul aku kau siksa aku
Tahukah kau lelakiku, seluruh badan dan hatiku sakit karena ulahmu
Seolah aku bukan perempuanmu, aku merasa seperti sampah karena sifatmu
Kata apa lagi yang pantas aku ungkapkan selain kekecewaan yang teramat mendalam?
Kumohon dengan sangat, pergilah dari hidupku dan dari anak semata wayangku...
############
Senang kadang bisa membuatmu tertawa, setidaknya sedikit melupakan derita luka hatimu;
'Untuk seorang sahabat, karena ketegarannya sering membuatku terharu, tersenyum sisnis, dan bahkan tertawa terbahak... karena sebuah keanehan luarbiasa melihat kau bertahan dengannya...'
Jumat, 30 April 2010
Woman_Pain...
Diposting oleh Aulia Lima di 08.10 0 komentar
Selasa, 27 April 2010
Perempuan Tadi Senja...
Tentang perempuan yang aku lihat tadi senja
Ringkih
Tua
Sendirian
Tak berdaya
Tanpa sesiapapun
Suami Anak Cucu
Perempuan Ringkih itu benar- benar sendiri menjalani ketegaran hidupnya
Mataku panas tak terbendung
Tetesan air hangatpun mengalir
Betapa kuat kau wahai perempuan hebat
Berbagilah denganku tentang kisah hidupmu
Apa alasanmu tetap bertahan untuk Tak mengambil jalan pintas
Seperti kabanyakan yang dilakukan para jiwa kerdil
'Tuhan menginginkan saya begini, saya hanya menjalani'
Terimakasih wahai perempuan tua
Perjalananmu mengajarkan ketegaran
Lusuh kulitmu mengajarkan kekuatan
Layu parasmu mengajarkan perjuangan
Putih rambutmu mengajarkan kemandirian
Lemah suaramu mengajarkan kebaikan
Semoga perjuanganmu membuat kami mampu berkaca
Dan Aku hanya seorang perempuan biasa saja
Lagi- lagi Merasa bukan siapa-siapa didepan perempuan yang aku lihat tadi senja dengan segala kekuatan jati dirinya…
*Penghujung April, di senja yang tak begitu kelabu, meratapi hidup perempuan selalu mampu membuatku menitikan air mata*
Diposting oleh Aulia Lima di 16.31 0 komentar
Rabu, 21 April 2010
Pada Perempuan Yang Bernama Diana…
Diposting oleh Aulia Lima di 03.13 0 komentar
Jumat, 16 April 2010
Do'a Pagi
Tuhan
Jika harta membuatku lupa dengan penderitaan orang sekitarku, tolong ambil lagi Harta itu dari hidupku
Jika dengan Harta aku bisa menolong sesamaku, tolong tambahkan rizki ku
Jika dengan kehidupan yang prihatin aku bisa merasakan penderitaan orang sekitarku akupun ikhlas menjalaninya
Amin
Sebuah refleksi dari kejadian pagi itu...
Saat seorang tukang becak diam- diam memberi uang pada seorang minta- minta yang buta
Setetes air Bening pun muncul di ujung mata batinku
"Apakah seorang 'bermobil' mampu melakukan itu?"
Karena Memang kadang kesamaan nasib membuat kita peka terhadap orang sekitar kita
Diposting oleh Aulia Lima di 03.44 0 komentar